body { margin:0; font-family:Droid Serif; background:#fafafa; line-height:1.5; cursor:default; } section { box-shadow:0 2px 5px rgba(0,0,0,0.2); background:#fff; width:60%; margin:100px auto; padding:50px; } blockquote { text-align:center; font-size:20px; border-top:1px solid #ccc; border-bottom:1px solid #ccc; position:relative; quotes: "\201C""\201D""\2018""\2019"; } blockquote:after { color:#ccc; font-family:Source Sans Pro; content: open-quote; font-size:80px; position:absolute; left:50%; bottom:calc(100% - 20px); background:#fff; height:55px; width: 55px; line-height:normal; text-align:center; transform:translateX(-50%); } blockquote p { padding:20px; }

Minggu, 23 Desember 2018

Klinik




Aku di sini, Pak. Di klinik tempat bapak kuantar berobat waktu itu. Maafkan aku, Pak. Aku sungguh menyesal waktu itu aku cuma mengantar bapak tapi tidak menemani bapak saat bapak diperiksa. Aku di luar. Menunggu. Itu saja yang bisa kulakukan. Andai waktu bisa diulang lagi, Pak. Ingin rasanya kutemani dirimu saat sehatmu dan sakitmu, Bapak. Tapi, bagaimana lah, semuanya udah terjadi. Buat apa disesali. Bukan begitu, Pak?


Sekarang aku di klinik ini lagi, Pak. Menjenguk cucu bapak yang lagi sakit. Kasihan dia, Pak, masih sekecil ini harus diinfus. Teringat aku waktu bapak diinfus dulu. Sedih rasanya, Pak.

Bapak, semakin rapuh rasanya diriku ini semenjak kepergianmu, bapak. Adapun mereka yang awal-awal menemani, kini entah pergi ke mana pula. Apa aku bisa sekuat dirimu, bapak? Bapakku.

Sedih rasanya, Pak, ditinggalkan oleh orang-orang yang disayang. Hilang semua kebahagiaan dalam hidupku, Bapak. Dirimu, dia, kasih sayang, cinta, teman-teman, semua seakan pergi meninggalkanku, Bapak. Jauh. Jauh sekali.

Biar kau jauh di sana, Bapakku, lihat-lihatlah aku, mintakan pada Tuhan agar semakin kuat diriku ini menghadapi segala masalah yang datang. Aku rindu bapak.



Medan, 23 Desember 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar