body { margin:0; font-family:Droid Serif; background:#fafafa; line-height:1.5; cursor:default; } section { box-shadow:0 2px 5px rgba(0,0,0,0.2); background:#fff; width:60%; margin:100px auto; padding:50px; } blockquote { text-align:center; font-size:20px; border-top:1px solid #ccc; border-bottom:1px solid #ccc; position:relative; quotes: "\201C""\201D""\2018""\2019"; } blockquote:after { color:#ccc; font-family:Source Sans Pro; content: open-quote; font-size:80px; position:absolute; left:50%; bottom:calc(100% - 20px); background:#fff; height:55px; width: 55px; line-height:normal; text-align:center; transform:translateX(-50%); } blockquote p { padding:20px; }

Jumat, 20 September 2019

Pada Hati Yang Tenang


Terasa berabad mendapatinya kembali
merekah bunga-bunga
pagi yang tak berkesudahan

Ia ditarik kembali
pada masa yang penuh rindu itu

Matanya terlihat malu
rumput itu
bebatuannya
anginnya
memeluk dengan tenang

Ia tahu keadaan berganti-ganti
ia coba abai
beranjak pergi
menjadi buta ia
melihat
merasa
mendengar
segala bentuk kesakitan

Ia tenang
terkendali

Medan, 20 September 2019

5 komentar:

  1. puisinya bikin mikir. apa sebenernya maksud si pujanggawati ini.

    BalasHapus
  2. Badai dalam hati semoga lekas pergi

    BalasHapus
  3. Merasa puisi ini untukku 😭😭😭

    BalasHapus
  4. Apa ya kak artinya, mungkin ilmuku belum sampai dititik ini hihi

    BalasHapus