Aku seperti kembali ke dua tahun silam. Tepatnya pada pertengahan tahun 2016. Waktu itu aku ditinggal oleh seseorang yang begitu aku sayangi. Aku tidak tau alasan dia meninggalkanku dan mengapa dia memperlakukanku seperti itu.
Aku sedikit merasa lega dan baik-baik saja ketika fase patah hati itu aku ditemani oleh seorang teman yang paham akan keadaanku waktu itu. Aku berbagi kesedihan dengannya. Seperti yang dikatakan teman Tan Malaka, "Kesedihan yang dibagi akan mengurangi kesedihan itu sendiri."
Aku sedikit merasa lega dan baik-baik saja ketika fase patah hati itu aku ditemani oleh seorang teman yang paham akan keadaanku waktu itu. Aku berbagi kesedihan dengannya. Seperti yang dikatakan teman Tan Malaka, "Kesedihan yang dibagi akan mengurangi kesedihan itu sendiri."
Kini, aku kembali merasakan apa yang kurasakan dulu. Aku tidak tahu pasti apakah sekarang ini aku sudah ditinggalkan, diabaikan, juga dilupakan seperti waktu itu? Yang jelas aku sangat kesepian. Aku rindu berbagi, aku rindu bercerita tentang hal konyol sekali pun.
Perasaan ditinggal, diabaikan dan dilupakan mungkin berasal dari pikiran-pikiran yang tidak bisa terkontrol. Yang selalu merasa takut. Mungkin wanita memang begitu. Atau hanya aku saja?
Aku tidak akan menyalahkan siapa pun tentang keadaan sekarang ini. Aku yang sepenuhnya salah. Sedari dulu, ketika aku mencintai seseorang, selalu saja berlebihan. Selalu takut kehilangan. Walaupun kehilangan-kehilangan yang terjadi selalu mengantarkanku pada pikiran, "Mungkin ini yang terbaik."
Kesendirian juga kesedihan ini sayangnya tidak bisa dibagi. Sebab rasa-rasanya sudah hilang tempat berbagi dan bercerita. Bila dulu hal konyol sekali pun menjadi topik yang menarik untuk dibahas, maka sekarang semenarik apapun cerita juga sesedih apapun sesuatu terjadi hanyalah seperti rengekan anak kecil yang minta dibelikan es krim. Ketika sudah dibelikan, diam.
Agaknya aku harus lebih memahami segala bentuk situasi dan kondisi. Mungkin aku tua di umur tapi tidak dalam pemikiran. Aku hanya ingin menjadi yang terbaik untuk orang-orang yang kusayangi juga menyayangiku. Jadi, ketika aku merasa ditinggalkan, dilupakan dan diabaikan seperti ini, aku berpikir bahwa aku tidak baik dan tidak bisa menjadi yang terbaik.
Jika kau anggap aku adalah wanita yang lemah, cengeng dan berlebihan, maka itu benar. Tapi tulisan ini bukan bertujuan untuk mengharap iba atau belas kasih bagi siapa pun yang membacanya.
Seiring berjalannya waktu, Tuhan pasti akan memberikan bahagia di dalam bentuk dan waktu yang menakjubkan. Insya Allah.
Medan, September 9th, 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar