body { margin:0; font-family:Droid Serif; background:#fafafa; line-height:1.5; cursor:default; } section { box-shadow:0 2px 5px rgba(0,0,0,0.2); background:#fff; width:60%; margin:100px auto; padding:50px; } blockquote { text-align:center; font-size:20px; border-top:1px solid #ccc; border-bottom:1px solid #ccc; position:relative; quotes: "\201C""\201D""\2018""\2019"; } blockquote:after { color:#ccc; font-family:Source Sans Pro; content: open-quote; font-size:80px; position:absolute; left:50%; bottom:calc(100% - 20px); background:#fff; height:55px; width: 55px; line-height:normal; text-align:center; transform:translateX(-50%); } blockquote p { padding:20px; }

Minggu, 09 September 2018

Perempuan Yang Melamun



Hujan deras di kota itu
ikut membasahi hatinya
menangis ia mengenangkan
cerita-cerita bahagia yang 
sudah tidak pernah lagi terjadi

Kadang-kadang dia membesarkan
hatinya
mungkin sedih hanya sementara
sampai dia harus sabar menunggu
bahagia

Pikiran-pikiran menyakiti hatinya
jiwanya seakan terkoyak
ngilu sekali
masih dalam lamunan
 yang menyedihkan itu ia kembali menangis

Walau tangisnya pecah
dadanya sesak
hatinya berdarah
tidak seorang jua perduli  

Jalannya penuh lamunan
makannya lamunan
di dalam mimpi dirinya melamun
terjaga pun melamun

Pedih hati ibu tua itu
menengok dari kejauhan
dari sela-sela papan yang membatasi
ruang tamu dan kamarnya

Perempuan yang melamun
dalam sujud
terguncang-guncang pundaknya
membengkak mata indahnya

Hidup seperti penuh lamunan
sembari menunggu bahagia berkunjung
perempuan yang melamun 
menangis sejadi-jadinya


Medan, September 9th, 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar