Hujan deras di kota itu
ikut membasahi hatinya
menangis ia mengenangkan
cerita-cerita bahagia yang
sudah tidak pernah lagi terjadi
Kadang-kadang dia membesarkan
hatinya
mungkin sedih hanya sementara
sampai dia harus sabar menunggu
bahagia
Pikiran-pikiran menyakiti hatinya
jiwanya seakan terkoyak
ngilu sekali
masih dalam lamunan
yang menyedihkan itu ia kembali menangis
yang menyedihkan itu ia kembali menangis
Walau tangisnya pecah
dadanya sesak
hatinya berdarah
tidak seorang jua perduli
Jalannya penuh lamunan
makannya lamunan
di dalam mimpi dirinya melamun
terjaga pun melamun
Pedih hati ibu tua itu
menengok dari kejauhan
dari sela-sela papan yang membatasi
ruang tamu dan kamarnya
Perempuan yang melamun
dalam sujud
terguncang-guncang pundaknya
membengkak mata indahnya
Hidup seperti penuh lamunan
sembari menunggu bahagia berkunjung
perempuan yang melamun
menangis sejadi-jadinya
Medan, September 9th, 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar