body { margin:0; font-family:Droid Serif; background:#fafafa; line-height:1.5; cursor:default; } section { box-shadow:0 2px 5px rgba(0,0,0,0.2); background:#fff; width:60%; margin:100px auto; padding:50px; } blockquote { text-align:center; font-size:20px; border-top:1px solid #ccc; border-bottom:1px solid #ccc; position:relative; quotes: "\201C""\201D""\2018""\2019"; } blockquote:after { color:#ccc; font-family:Source Sans Pro; content: open-quote; font-size:80px; position:absolute; left:50%; bottom:calc(100% - 20px); background:#fff; height:55px; width: 55px; line-height:normal; text-align:center; transform:translateX(-50%); } blockquote p { padding:20px; }

Minggu, 16 September 2018

Di Angkot: Bukan Dilan-Milea





Masih ingat dialog Dilan dan Milea di angkot? Itu, yang ada di buku Dilan 1990, atau kalau kamu belum baca bukunya, pasti pernah kan nonton filmnya? Atau trailernya deh. Pernah?
"Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Nggak tau kalau sore."
Gimana? Udah ingat? Romantis ya. Gemesin gimana gitu. Aku pernah juga loh punya dialog di angkot sama cowok yang baru aku  kenal. Itu tahun 2014. Lupa tanggal berapa dan bulan apa, yang jelas waktu itu hari pertama aku ikut UM-PTAIN buat bisa masuk UIN Sumatera Utara, waktu itu namanya masih  IAIN Medan.

Mau cerita sedikit, aku sebelumnya nggak pernah tau ada aturan-aturan berpakaian dalam seleksi. Lagian waktu itu tidak dijelaskan dengan rinci harus berpakaian bagaimana. Ya udah, aku-nya pakai rok yang sedikit kembang warna merah motif polkadot, baju merah, jilbab merah. Ketika sampai di kampus UIN SU, aku terheran-heran dan ngerasa beda sendiri, karena hampir semua peserta yang ikut seleksi pakai seragam hitam putih. Tapi karena aku oneng, aku cuek aja. Malah besoknya pakai baju yang modelnya sama seperti baju yang aku pakai di seleksi pertama, cuma beda warna; biru. Geblek nggak sih? Padahal waktu ikut SBMPTN sebelum UM-PTAIN, aku pakai seragam hitam-putih. Itu karena ada aturannya sih makanya bisa tau. Wkwkwk

Lanjut ya, jadi hari pertama itu aku pulang naik angkot yang udah mangkal di depan kampus. Bingung banget karena aku nggak pernah naik angkot sendirian dengan perjalanan yang cukup jauh. Aku tanyain deh itu supirnya satu per satu. Ternyata nggak ada angkot yang sekali jalan, maksudnya, aku harus turun di suatu tempat, terus nyambung lagi ke angkot berikutnya. Jadi ya aku naik angkot mana saja lah. Pas angkotnya mau jalan, ada cowok, dia salah satu peserta seleksi juga, -keliatan dari seragamnya- dia udah pegang itu pintu angkot yang di depan. Dia mau duduk di sebelah supir kali ya? Tapi cuma dipegang doang, nggak masuk. Dia nanyak sama si supir;
 "Ke *******, Pak?"
"Enggak, Dek."
Loh, kok tujuannya sama? Tapi dia langsung pergi, pengen aku panggil dan bilang nggak ada angkot yang langsung ke alamat kami, harus nyambung. Tapi aku malu mau manggil. Ya udah aku biarin.

Aku udah naik angkot yang kedua ketika tiba-tiba angkotnya berhenti karena ada yang mau naik, waktu itu aku lagi buat status di facebook: Siapa ya jodohku? Pas aku klik "bagikan' dan ngeliat siapa yang bakal naik, eh ternyata si cowok itu. Apa dia jodohku? Hahaha.
Kayaknya sih dia sadar atau mungkin disadarkan seseorang kalau dari kampus UIN ke alamat yang dia minta itu harus dua kali naik angkot dan kebetulan angkotnya itu angkot yang aku naikin juga. Konspirasi semesta, huh?

Aku duduk di paling belakang, biar kalau ada orang naik aku nggak usah geser-geser. Dia duduk di depan aku. Di sebelah kanan aku itu seorang ibu-ibu. Si ibu itu ternyata ramah banget. Dia tanya aku dari mana dan mau kemana. Waktu aku bilang aku baru pulang ikut seleksi masuk UIN, si cowok yang dari tadi ngeliat jalan ke depan tiba-tiba ngeliat aku. Mungkin dia ngga percaya kali ya, soalnya kan aku kayak mau jalan-jalan pakaiannya, bukan kayak mau ikut seleksi. Wkwkwk. Sepanjang jalan aku ngobrol sama si Ibu. Dia diam aja, kadang liat aku, senyum, liat si ibu, senyum, diam lagi. Sampai si Ibu turun di tempat tujuannya, dia juga masih diam. Tiba-tiba, wkwkwk,

"Tinggal di ******* ya?"
"Iya."
"Dimananya?"
"Di dekat sekolah itu, di belakangnya."'
"Oh. Besok masih ada seleksi kan? Pulang sama yuk?" (Pulang bareng maksudnya)
"Ya udah."
"Minta nomor handphone-nya dong."
Dia langsung kasih hp--nya ke aku, aku masih ingat itu hp-nya merk Nokia yang keypad--nya model Blackberry gitu. Wallpapernya gambar kartun atau anime gitu. Nggak tau lah susah bedain. Aku ketiklah nomorku. Ahaha.
"Nih," aku balikin handphone-nya
 "Udah masuk nomornya?" dia misscall ke nomor aku.
"Udah."

Hari kedua seleksi, aku nungguin telepon juga SMS dari dia, kan katanya mau pulang bareng. Hahaha. Ternyata nggak ada. Sampai aku pulang ke rumah. Sampai hari ini. Sampai detik ini. 😄 

Ya aku ini kan orangnya gaje ya dan rada gila juga. Waktu dia misscall ke nomor aku, pas sampe rumah nomornya aku hapus, aku mikir: kalau emang beneran mau pulang bareng pasti ngehubungin.  😝😝😝 

Mungkin nomorku terhapus, mungkin emang dia jahil atau mungkin aku yang terlalu percaya diri. 😆  Jadi ya udah. Nggak komunikasi. 

Alhamdulillah aku diterima di UIN SU, tapi aku nggak pernah liat wajah dia di area kampus waktu OSPEK atau di hari-hari biasa. Sampai beberapa bulan aku kuliah, aku ketemu dia lagi. Di pasar. 

Aku yang waktu itu beli bahan-bahan buat bikin bakso untuk dijual, ngeliat dia lagi motong ayam. Dia jual ayam?  
Pengen banget aku samperin, tanya apa dia masih ingat aku diterima di UIN SU?
Tapi aku nggak berani, setiap belanja, aku cuma lewat aja, ngelirik dikit. Wkwk.
Ternyata dia (mungkin aku yang GR) suka liat aku juga. Bhahaha. Sekarang aku udah nggak jual bakso lagi, jadi nggak bisa liat dia lagi. Eh. 

Terakhir aku liat dia waktu aku pulang dari rapat organisasi, tiga tahun lalu, aku turun dari angkot, nyeberang, dia hampir nabrak aku kayak di tipi-tipi. Dia bawa motor. Aku langsung buang muka dong. Wkwkwk. 
Aduh pokoknya gitu deh. Ini aku nggak ada bahan aja sih sebenernya mau nulis apaan.  😂😂

2 komentar:

  1. Yaampun ihhh seru wkwk parah sih yg tadinya hampir deket malah tiba2 ngejauh gitu ya allah wkwk

    BalasHapus
  2. Anggap saja tidak berjodoh. Hahahaha.

    BalasHapus