Foto ini diambil tahun 2017. Kupu-kupu cantik yang sadar kamera ini adalah kupu-kupu yang aku pelihara dari masih menjadi ulat. Sejujurnya aku jijik sama ulat dan sejenisnya. Semenjak kupu-kupu yang aku pelihara ini lahir, aku mulai suka. Tapi, hanya jenis ulat yang akan menjadi kupu-kupu aja lho ya.
Waktu itu, aku yang suka baca-baca status absurd dan bikin ngakak juga postingan berupa foto bersama hewan-hewan yang cukup menggelikan dari Mbak Janitra Lituhayu, aku jadi tertarik buat stalking akun facebook-nya, tepatnya album-album fotonya. Dan di suatu album yang berjudul "Butterfly" aku ngrasa takjub. Mbak Je -nama sapaannya- , foto bareng sama kupu-kupu yang dipeliharanya. Keyendt! Qiqiqi. Album itu berisi caption;
Saya mendapat kejutan sangat manis pagi ini, ketika tiba-tiba mereka kembali datang seolah mengucapkan 'selamat pagi' dengan perasaan yang bahagia. Mereka sudah saya biarkan lepas ke alam bebas dua hari lalu, terbang di pekarangan, hinggap sebentar di daun ketapang, kemudian menghilang mencari peruntungan.
Pertanyaan saya tempo hari, 'apakah kupu-kupu ingat saat ia masih menjadi ulat?', saya mulai berpikir bahwa mereka ingat. Di tabung yang mereka--berdelapan--berkumpul, saya beri makan empat lembar daun jeruk setiap hari, mengajaknya berbincang seolah mereka bisa mengerti apa yang saya ceritakan, sedikit bergosip tentang pekerjan, meski sepekan setelah itu mereka tak mengacuhkan saya dengan berpura-pura mati dengan tidak bergerak saat tengah bersemedi.
Entah kenapa saya senang sekali. Mereka kembali, menjenguk saya, masuk ke dalam tabung--yang memang saya biarkan tetap terbuka sejak mereka menjadi cantik dan bersayap, tabung yang dulu tiap dindingnya mereka rayapi saat masih menjadi ulat, hari ini kembali mereka kunjungi. Apa berlebihan jika saya merasa dicintai dan dirindukan? Meski oleh makhluk kecil yang--saya tahu mereka sangat rapuh--tapi mau berjuang untuk kembali dan menemui saya. Ini keajaiban? Atau kebetulan? Saya tidak tahu, tapi ini manis sekali. Mereka masih mengingat saya."Terimakasih."
Aku langsung penasaran dong, besoknya, aku yang jijik banget sama ulat-ulat yang nangkring di pohon sirsak di depan rumah, langsung berani ngdeketin dan pegang-pegang. Bahkan nih ya, aku cium, sambil bilang, "Kamu mau aku pelihara nggak, Sayang?". Memang awalnya keinginan memelihara itu cuma sebatas memuaskan rasa penasaran, "Masa sih kupu-kupu bisa seperti yang dikatakan Mbak Je"?
Karena rasa penasaran yang besar mengalahkan rasa jijik terhadap ulat itulah akhirnya aku nekat megang juga cium ulat itu satu per satu. Tiap pagi kupantau ada di daun mana sajakah mereka, sudah berubah jadi kepompong kah, atau malah sudah jadi kupu-kupu? Ternyata ketiga ulat yang aku pantau itu dalam tiga hari udah berubah jadi kepompong muda, masih hijau. Aku yang kurang kerjaan ini ngambil ketiga kepompong itu dari daun yang ditempelinya, terus aku letakkin di kotak kecil sampai beerapa hari berikutnya kepompong-kepompong itu mulai kecoklatan.
Aku tungguin terus sampai berhari-hari, nggak juga berubah. Aku putus asa deh. Mungkin para calon kupu-kupu itu udah mati atau ngambek. Aku nggak tau pastinya. Jadi aku nggak perduli lagi.
Ternyata, besok paginya, aku liat kepompong-kepompong itu udah kosong. Udah tinggal sarangnya doang. Kemana kah penghuninya? Wkwkwk. Ya udah, aku pusing mikirin hilangnya si penghuni kepompong, jadi aku biarin aja. Aku lupain. Sampai di siang hari yang puanas, aku lagi ngerjain tugas kampus, mamak manggil;
"Nov, liat ini kupu-kupu yang kau pelihara datang. Jinak dia. Liat lah."
Sebelumnya mamak udah aku kasih tau tentang postingannya Mbak Je dan alasan kenapa aku mau melihara ulat-ulat itu. Ternyata benar, kupu-kupunya datang, tapi sayangnya nggak bertiga. Dia sendiri. Mungkin yang dua lagi lupa atau marah karena aku gangguin. Hihihi.
Kupu-kupunya jalan-jalan di tangan mamak, di kening mamak, di bahu mamak. Terus aku tangkap, aku foto-fotoin pakai gawai (gadget) keponakan karena waktu itu gadget aku juga belum sebagus sekarang kalau ngambil gambar. Huhu.
Rasa-rasanya pengen aku suratin Mbak Je terus suratnya aku masukin ke amplop yang berbentuk kupu-kupu, isinya ucapan terima kasih atau hasil print out kupu-kupu itu. Tapi nggak jadi karena aku nggak tau alamat lengkapnya. Wkwkw.
Tapi ternyata bukan satu kupu-kupu ini aja, kupu-kupu kedua dateng beberapa hari kemudian. Jinak. Sempat aku foto, sayangnya, fotonya buram karena difoto pakai hp-ku yang jelek, nggak bisa pakai hp keponakan karena dia udah pulang ke rumahnya. Kupu-kupu yang pertama belum juga pergi dari rumah. Pas aku mau berangkat ke kampus, ternyata dia lagi nangkring cantik di pohon pepaya depan rumah.
Ngomong-ngomong, sebelum aku melihara kupu-kupu ini, aku juga pernah nemu kupu-kupu yang menurutku ukurannya besar. Baru pertama kali aku liat yang sebesar itu. Mungkin itu jenis ngengat, tapi nggak tau juga sih.
Setelah kejadian kupu-kupu yang baik itu, kayaknya aku jadi makin sering disamperin kupu-kupu. Hahaha. Ini waktu awal masuk semester tujuh. Tepatnya tanggal 27 November 2017. Ketemu di parkiran, dia nangkring di motorku. Mungkin mau jalan-jalan. Tapi kasihan, sayapnya robek dikit. :(
Yang paling cantik sebenarnya itu kupu-kupu kedua yang dateng ke rumahku. Tapi ya karena itu tadi, gambarnya buram, terus aku hapus. Lalu ini, di depan rumah, juga di atas motor dan di pohon mangga, hampir sama kayak yang aku jumpai di kampus, tapi yang ini warna hitamnya lebih pekat. 01 Juni 2018.
Yang terakhir juga ada kemarin tanggal 23 Juli 2018, waktu aku keluar dari toko ATK (Alat Tulis Kantor), masih kecil banget kupu-kupunya. Belum bisa gaya dia, jadi polos gitu. Wkwkw. Gedean tangan aku malah. Hahaha
Ya udah ya, itu dulu. Ntar kalau ada lagi, aku fotoin terus posting lagi. Hihihi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar