body { margin:0; font-family:Droid Serif; background:#fafafa; line-height:1.5; cursor:default; } section { box-shadow:0 2px 5px rgba(0,0,0,0.2); background:#fff; width:60%; margin:100px auto; padding:50px; } blockquote { text-align:center; font-size:20px; border-top:1px solid #ccc; border-bottom:1px solid #ccc; position:relative; quotes: "\201C""\201D""\2018""\2019"; } blockquote:after { color:#ccc; font-family:Source Sans Pro; content: open-quote; font-size:80px; position:absolute; left:50%; bottom:calc(100% - 20px); background:#fff; height:55px; width: 55px; line-height:normal; text-align:center; transform:translateX(-50%); } blockquote p { padding:20px; }

Sabtu, 08 September 2018

Sutardji dan Larasati


Di depan beranda rumah bertingkat dua
bersebelahan dengan toko kue
berhadapan dengan penjual es doger
Larasati menunggu kekasihnya

 Monyet-monyet lucu
menertawainya dari atas pohon
merajuk, menganga, menggaruk.
Malang sungguh nasib Sutardji
dipikirnya telah disunting sang kekasih

Terseok-seok perempuan itu
rambut coklat dijamahi angin
lengket di pipi merah yang basah
Berduka

Sutardji termimpi-mimpi
pohon besar disangka Larasati


Medan, September 8th, 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar