body { margin:0; font-family:Droid Serif; background:#fafafa; line-height:1.5; cursor:default; } section { box-shadow:0 2px 5px rgba(0,0,0,0.2); background:#fff; width:60%; margin:100px auto; padding:50px; } blockquote { text-align:center; font-size:20px; border-top:1px solid #ccc; border-bottom:1px solid #ccc; position:relative; quotes: "\201C""\201D""\2018""\2019"; } blockquote:after { color:#ccc; font-family:Source Sans Pro; content: open-quote; font-size:80px; position:absolute; left:50%; bottom:calc(100% - 20px); background:#fff; height:55px; width: 55px; line-height:normal; text-align:center; transform:translateX(-50%); } blockquote p { padding:20px; }

Jumat, 13 September 2019

Keresahan Mamak




Tau arisan? Ya tau lah pasti ya. Itu loh, yang kayak di lagu Inul Daratista. Dimana seseorang yang mendapat giliran-nya, maka dia senang. Wkwk. Kalau di Medan namanya bukan arisan, tapi 'tarikan' atau 'jula-jula'.


Jadi, semenjak aku SMP, mamakku dipercaya oleh tetangga-tetangga kami untuk menjadi kepala 'jula-jula' atau orang yang pegang jula-jula. Kalau biasanya penarikan jula-jula ditentukan oleh nomor gilirnya, maka mamakku dari awal tidak memberlakukan itu.

Kata mamak, "Nanti kalau ternyata ada orang yang lebih butuh uang itu, tapi nomornya masih jauh kan kasihan."

Jadi, mamak membuat daftar bagi anggota yang paling membutuhkan uang sampai ke anggota yang tidak begitu membutuhkan, maksudnya bagi yang pengen nabung aja gitu.
Misalnya anggota A dikasih nomor 2 karena di nomor 2 itu nantinya adalah deadline-nya bayar uang sewa rumah. Anggota B dapat nomor 3, karena dia harus bayar uang sekolah anaknya. Begitu terus sampai ke nomor akhir. Bila ada anggota yang belum bayar, mamak pakai uang pribadinya untuk menutupi kekurangan atas nomor yang selanjutnya.

Alhamdulillah, banyak orang suka cara mamak ini karena katanya mereka merasa terbantu. Begitulah mamakku, baginya membahagiakan orang lain itu nggak susah, cukup dengan meringankan beban mereka dan jangan menyusahkan pikiran mereka. Sayang, aku ngga bisa seperti mamak.

Mamakku sering bilang, bahwa segala kebaikan yang kita lakukan akan dibalas oleh Allah di waktu yang ngga diduga dan dengan cara yang nggak diduga. Benar. Alhamdulillah tahun ini mamakku akan melaksanakan ibadah umroh. Mungkin ini balasan atas kebaikan mamak selama ini. By the way, mohon doakan mamakku agar panjang umur dan sehat terus ya.

Jadwal keberangkatan umroh yang semakin dekat membuat mamak semakin terlihat bahagia. Aku sering perhatikan mamak baca-baca buku panduan umroh yang dikasih dari travel. Namun, bahagia mamak diikuti dengan kesedihan yang bersumber dari jula-jula itu sendiri. Entah kenapa akhir-akhir ini, beberapa anggota seringkali bilang, "Lho, saya udah bayar, Buk."
Mamak ingat betul kapan anggotanya membayar, kapan belum membayar. Mamak selalu catat dengan teliti. Ngga jarang mamak ngalah, lagi dan lagi, beliau pakai uang pribadinya dan bilang ke aku, "Ya udah lah mungkin memang khilaf mamak."

Dan semakin ke sini, semakin ada saja anggota yang menyatakan bahwa dirinya udah bayar dan segala macamnya. Ketika mamak udah jelasin, ujung-ujungnya mereka bilang, "Oh, iya, maaf ya, Buk, lupa saya."

Mamak kira udah berhenti sampai di situ, ternyata kemarin malam terjadi lagi. Mamak jelaskan lagi dan kata maaf lagi yang didapat. Paginya, mamakku cerita samaku sambil nangis, "Mungkin mereka pikir biaya umroh mamak ini dengan cara menipu mereka yang bayar jula-jula. Semakin dekat waktu keberangkatan, makin banyak masalah yang dihadapi."

Dan pagi ini, mamak cerita lagi, katanya, "Pas sholat Ashar kemarin, mamak berdoa sambil nangis. Sedih kali rasanya mamak."

Aku diam aja, nggak tau juga mau ngomong apa. Aku sendiri aja nggak bisa membenahi diriku. Paling sekedar kuhibur mamak, "Ya udah, Mak nanti kalau udah selesai, nggak usah main jula-jula lagi. Kita nabung sendiri aja. Nanti kita ke Jogja ya, Mak kalau ada rezeki."

Kasihan mamak, padahal beberapa bulan lalu, salah satu anggota minta nomor gilirannya disegerakan buat beli baju lebaran anak-anaknya, tapi ngga bisa. Akhirnya mamak pakai uang pribadinya lagi, ternyata orang yang dibantu itu pergi ke luar negeri. Mamakku dibohongi. Sakit sekali rasanya, mamakku yang memberi kepercayaan penuh, justru dibohongi begitu.

Tapi yah, apapun itu, semoga Allah limpahkan segala rahmat-Nya buat mamak kami. Sehat terus, mamak. Tinggal kau seorang yang kupunya di dunia ini.

Medan, 13 September 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar