Aku baru mulai berhijab itu pas awal masuk SMA. Waktu itu aku emang pengen berhijab karena liat orang-orang. Juga, alasan lainnya adalah aku malu karena rambutku pendek. Aku pengennya rambut panjang kayak temen-temen. Tapi, sama mamak nggak dibolehin. Kata mamak nanti ngga ada yang ngurusin, maksudnya nggak ada yang ikatin rambutku gitu lho. Karena mamak waktu itu masih sibuk kerja di pabrik.
Jadi lah pas SMA aku bilang sama mamak kalau aku mau pake hijab ke sekolah. Biar rambut pendeknya nggak keliatan. Itu juga agak sedikit ditolak mamak. Mamak bilang, "Jangan ikut-ikutan orang, nanti kau nggak betah, minta beli baju lengan pendek sama rok pendek lagi. Abis duit." Wkwkkwk 🤣
Terus aku yakinin mamak kalau aku bakal betah dan janji nggak minta beli seragam yang dimaksudkan mamak itu. Akhirnya dibeliin lha itu baju seragam sama jilbabnya. Yah namanya juga baru berhijab ya. Aku itu kadang suka pakai jilbab kebalik. Soalnya baru pertama kali pakai jilbab model segi empat gitu. Biasanya juga kan kalau pergi ngaji pakai jilbab yang instan itu. Sekali pakai jilbab yang ribet, bingung. Pernah tuh aku pas bawa motor, lepas jilbabnya karena aku ngga tau cara pakai peniti di jilbab itu. 🤣🤣🤣
Walau di sekolah aku pakai hijab, di rumah aku enggak pake. Bahkan, waktu ada ekskul gitu di sekolah, setiap hari minggu, aku nggak pakai hijab. Dulu, di akun Facebook-ku yang lama, yang udah dibekukan Yahoo, aku itu sering banget upload fotoku yang nggak berhijab. Terus, aku hapusin lagi deh fotonya. Ya semacam mau cari perhatian aja. Wkwk.
Beberapa hari berikutnya, akunku dibekukan Yahoo, jadi aku buat akun baru.
Di akun baruku, aku banyak berteman sama orang yang lebih tua dariku. Lebih dewasa gitu. Kenapa bisa berteman? Karena aku dulu beli buku motivasi judulnya "Risalah Jiwa" yang ditulis oleh Ustadz Saief Alemdar. Aku cari akun Ustadz tersebut karena aku suka sama tulisannya. Eh, ketemu. Aku add, aku add juga setiap orang yang berkomentar di tiap tulisan beliau.
Suatu kali, aku upload fotoku yang nggak berhijab dengan bibir dimonyong-monyongin. Eh, nggak lama ada yang komentar, "Mbak, nggak malu ya kamu upload foto begini?"
Entah kenapa ya, komentar sesederhana itu sangat menyentuh hati akoeh yang berkepribadian buruk ini. 😭😭😭
Aku hapus lah itu foto. Aku niatin dalam diri, nggak bakal mau upload foto kalau nggak berhijab. Aku bilang juga ke temen-temen kalau lagi foto bareng mereka dan aku nggak pakai hijab, jangan di-upload.
Tapi itu cuma sebatas upload-upload doang. Di dunia nyata, cuma di sekolah doang aku pakai hijab. Wkwk. Pernah suatu kali mantanku ngundang ke acara nikahan kakaknya. Datanglah aku sama temanku dan aku pakai gaun yang keteknya keliatan terus itu gaun pendek bener di atas lutut. Pokoknya aku dulu tuh iblis banget lah.😜
Sampai akhirnya aku lebih sering beli buku motivasi islami karena aku sering liat postingan ustadz Saief Alemdar di akunnya. Postingan beliau penuh penyadaran. Maka, kuputuskan untuk berhijab. Dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.
Harus tau ya, bahwa memulai kebaikan itu memang berat dan ada aja cobaannya. Aku kan jualan ya, kalau ada orang beli, aku suka dimarah mamak karena lama kali keluar dari rumah buat ngelayanin pembeli. Di dalam rumah aku itu kadang nyuci, ngerjain PR, dan banyak tugas lainnya. Jadi, aku lepas hijab kalau di dalam rumah. Ketika ada yang beli, aku sibuk pakai hijab, sampai yang beli nungguin. Marah mamak.
Pernah mamak bilang gini, "Udahlah, di rumah nggak usah pakai jilbab. Siapa kali yang mau lihat? Berlebihan kali. Di sekolah aja pakai jilbab." Serius lho, mamakku bilang gitu. Aku nangis, merasa nggak didukung. Akhirnya aku lepas hijab lagi kalau di rumah.
Alhamdulillah tahun 2014 aku diterima jadi mahasiswi di UIN Sumatera Utara, di mana setiap mahasiswinya wajib pakai hijab di lingkungan kampus. Aku ketemu banyak teman, sharing ke mereka, nanya ke mereka gimana cara yakinin mamakku bahwa aku ingin berhijab juga di rumah. Akhirnya kuberanikan diri buat bicara sama mamak untuk berhijab dimana pun. Aku janji juga ke mamak, nggak bakal terganggu buat jaga warung karena di dalam rumah aku juga bakal pakai hijab, jadi akan selalu siap sedia kalau ada orang yang mau beli sesuatu di warung. Juga tentunya aku bilang ke mamak kalau aku nggak mau bapak masuk neraka kalau aku keluar rumah tanpa hijab. Dan syukurlah mamakku dukung waktu itu.
Walau kadang kalau lagi ribut sama kakak, kakakku sering bilang, "Percuma berhijab!". Seolah-olah meminta aku buat lepas hijab itu.
Tapi alhamdulillah setahun belakangan ini dia malah ikutan berhijab. Hihiw.
Aku ngga pernah paksa mamakku dan kedua kakakku untuk berhijab. Juga nggak pernah paksa ponakanku untuk berhijab. Sebatas mengingatkan tapi tidak mengkafir-kafirkan. Pada akhirnya apa yang kita contohkan dan nasehatkan sedikit-sedikit bisa kok menyentuh hati mereka tanpa mereka harus merasa terpaksa.
Share juga dong pengalamanmu pas awal mula berhijab, ughtea. 😍🤭
Tidak ada komentar:
Posting Komentar