body { margin:0; font-family:Droid Serif; background:#fafafa; line-height:1.5; cursor:default; } section { box-shadow:0 2px 5px rgba(0,0,0,0.2); background:#fff; width:60%; margin:100px auto; padding:50px; } blockquote { text-align:center; font-size:20px; border-top:1px solid #ccc; border-bottom:1px solid #ccc; position:relative; quotes: "\201C""\201D""\2018""\2019"; } blockquote:after { color:#ccc; font-family:Source Sans Pro; content: open-quote; font-size:80px; position:absolute; left:50%; bottom:calc(100% - 20px); background:#fff; height:55px; width: 55px; line-height:normal; text-align:center; transform:translateX(-50%); } blockquote p { padding:20px; }

Kamis, 03 Oktober 2019

K E L A M




Aku menyusuri desa yang tertidur itu

kuayunkan tanganku

ke depan pun ke belakang

Aku menemui sungai

gemericik airnya

dingin udaranya

bau rumput di tepiannya

ingatku pada sepiku

dahulu


Aku bergabung bersama bapak tua

di pancuran sungai dangkal

kuperhatikan banyak bekas luka

di kakinya

di tubuhnya

di wajahnya


Aku terkesima pada daun

pada ranting

pada kelopak bunga

juga pada dirinya 

yang entah di mana



Aku berhenti

menunduk

menangis

hingga sesak

dan sakit seluruh tubuhku.


Medan, 3 Oktober 2019

5 komentar: