body { margin:0; font-family:Droid Serif; background:#fafafa; line-height:1.5; cursor:default; } section { box-shadow:0 2px 5px rgba(0,0,0,0.2); background:#fff; width:60%; margin:100px auto; padding:50px; } blockquote { text-align:center; font-size:20px; border-top:1px solid #ccc; border-bottom:1px solid #ccc; position:relative; quotes: "\201C""\201D""\2018""\2019"; } blockquote:after { color:#ccc; font-family:Source Sans Pro; content: open-quote; font-size:80px; position:absolute; left:50%; bottom:calc(100% - 20px); background:#fff; height:55px; width: 55px; line-height:normal; text-align:center; transform:translateX(-50%); } blockquote p { padding:20px; }

Minggu, 27 Oktober 2019

Yang Pergi Dan Meninggalkan Luka

Drew,

aku berdiri mesejajari tiang itu

pada baris kedua,

kulihat ia mulai mengelupas

mungkin ditampar angin

atau disengat panas


Drew, 

jejak-jejakmu semakin memudar

samar-samar kulihat

kau bergegas

ingin kukejar, tapi kakiku sakit

"Tunggu, Drew!" rintihku



Drew,

seketika kau berhenti

memalingkan wajahmu

tapi bukan untuk melihatku

kau tatap nanar pada gerak rumput,

derap kaki orang yang berdesakan,

atau memasrahkan dirimu ditampar angin


Drew,

katamu kita akan bersama

tapi mengapa kau pergi paling cepat?

tidakkah kau ingin mensejajariku?

berdua kita mengisahkan lika-liku-luka,

apa sebenarnya kita ini?


Drew, 

pada akhirnya kau minta juga aku pergi

pulang ke tempatku yang dulu

kau minta untuk dianggap sebagai angin

aku merasa bahwa aku adalah angin

sebenarnya, kemana kita akan membawa

akhir cerita yang memilukan ini?


Medan, 27 Oktober 2019


Tidak ada komentar:

Posting Komentar