Drew,
aku berdiri mesejajari tiang itu
pada baris kedua,
kulihat ia mulai mengelupas
mungkin ditampar angin
atau disengat panas
Drew,
jejak-jejakmu semakin memudar
samar-samar kulihat
kau bergegas
ingin kukejar, tapi kakiku sakit
"Tunggu, Drew!" rintihku
Drew,
seketika kau berhenti
memalingkan wajahmu
tapi bukan untuk melihatku
kau tatap nanar pada gerak rumput,
derap kaki orang yang berdesakan,
atau memasrahkan dirimu ditampar angin
Drew,
katamu kita akan bersama
tapi mengapa kau pergi paling cepat?
tidakkah kau ingin mensejajariku?
berdua kita mengisahkan lika-liku-luka,
apa sebenarnya kita ini?
Drew,
pada akhirnya kau minta juga aku pergi
pulang ke tempatku yang dulu
kau minta untuk dianggap sebagai angin
aku merasa bahwa aku adalah angin
sebenarnya, kemana kita akan membawa
akhir cerita yang memilukan ini?
Medan, 27 Oktober 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar