body { margin:0; font-family:Droid Serif; background:#fafafa; line-height:1.5; cursor:default; } section { box-shadow:0 2px 5px rgba(0,0,0,0.2); background:#fff; width:60%; margin:100px auto; padding:50px; } blockquote { text-align:center; font-size:20px; border-top:1px solid #ccc; border-bottom:1px solid #ccc; position:relative; quotes: "\201C""\201D""\2018""\2019"; } blockquote:after { color:#ccc; font-family:Source Sans Pro; content: open-quote; font-size:80px; position:absolute; left:50%; bottom:calc(100% - 20px); background:#fff; height:55px; width: 55px; line-height:normal; text-align:center; transform:translateX(-50%); } blockquote p { padding:20px; }

Sabtu, 22 Oktober 2016

Menjadi Penulis




 Kenapa Saya Harus Menjadi Penulis?

       Bagaimana perasaan kita jika selama hidup belum bisa membahagiakan banyak orang? Bahkan belum bisa membahagiakan orangtua kita sendiri? Ya, sedih. Begitulah yang saya rasakan saat melihat orang-orang sekitar saya yang masih di usia muda telah mampu membahagiakan orangtua nya, bahkan banyak orang.

     Misalnya saja seperti, Lambertus Darian. Di usianya yang masih 16 tahun sudah memperoleh penghargaan New Sales 2010 dengan menjadi sales perusahaan importer. Ada juga Hamzah Izzulhaq dengan bisnis  bimbingan belajarnya, dan masih banyak lagi.
      Sudah jelas tergambar di pikiran saya senyuman bangga dari orangtua mereka. Betapa tidak? Dengan usia yang masih begitu muda mereka sudah mampu membuat orangtua mereka menangis bahagia, mengharumkan nama besar keluarganya, dan manfaat lain yang telah mereka berikan.
Sedang saya belum banyak melakukan hal berharga seperti itu. Di sisi lain, saya juga tidak tahu dunia bisnis. Maka, saya putuskan untuk menjadi penulis. Karena menurut saya, saya lebih mudah menguasai dunia kepenulisan yang kebetulan saya juga banyak teman-teman yang suka menulis, jadi mudah mendapat ilmunya. Walaupun saya tahu, EYD saya dalam menulis masih sangat berantakkan.

        Saya berharap dengan menjadi penulis, yang nantinya karya nya akan dibaca banyak orang mampu membuat orangtua saya bangga. Dan setidaknya ada satu kebaikan yang saya berikan kepada mereka.
      Bagi saya, berbuat baik dan patuh kepada semua nasehat orangtua belumlah cukup membuat mereka bahagia. Harus ada satu hal membanggakan yang membuat mereka merasa tidak sia-sia membesarkan kita, mendidik  kita, dan menyekolahkan kita di sekolah formal sampai kita menjadi seperti sekarang ini. Walaupun permintaan mereka sederhana saja, “Sekolah yang benar agar ilmunya bermanfaat untuk orang lain,” tentu saja kita harus memberikan yang lebih. Dan di sini, menjadi penulis adalah keharusan bagi saya.

     Selain motivasi untuk membahagiakan orangtua saya melalui menulis, saya juga ingin berbagi dengan cara menulis. Berbagi dalam segala hal, cerita, pengalaman, dan pengetahuan. Karena menurut saya, terkadang pengalaman terbaik kita yang tidak dialami orang lain, mampu merubah hidup orang lain jika pengalaman itu kita tuliskan.
      Menjadi seorang penulis juga merupakan cita-cita saya dari SD. Entahlah, mungkin karena saya suka menuliskan cerita-cerita yang saya alami setiap harinya dalam buku harian.  Dan menurut saya, inilah saatnya saya wujudkan cita-cita saya itu. Saya harus mewujudkannya. Saya harus jadi seorang penulis.Tetapi tetap saja, sampai saat ini, hal yang mendorong saya harus menjadi penulis adalah kebahagiaan orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar