Kenapa Saya Harus
Menjadi Penulis?
Bagaimana perasaan kita jika selama hidup belum bisa
membahagiakan banyak orang? Bahkan belum bisa membahagiakan orangtua kita
sendiri? Ya, sedih. Begitulah yang saya rasakan saat melihat orang-orang
sekitar saya yang masih di usia muda telah mampu membahagiakan orangtua nya,
bahkan banyak orang.
Misalnya saja seperti, Lambertus Darian. Di usianya yang
masih 16 tahun sudah memperoleh penghargaan New Sales 2010 dengan menjadi sales
perusahaan importer. Ada juga Hamzah Izzulhaq dengan bisnis bimbingan belajarnya, dan masih banyak lagi.
Sudah jelas tergambar di pikiran saya senyuman bangga dari
orangtua mereka. Betapa tidak? Dengan usia yang masih begitu muda mereka sudah
mampu membuat orangtua mereka menangis bahagia, mengharumkan nama besar
keluarganya, dan manfaat lain yang telah mereka berikan.
Sedang saya belum banyak melakukan hal berharga seperti itu.
Di sisi lain, saya juga tidak tahu dunia bisnis. Maka, saya putuskan untuk
menjadi penulis. Karena menurut saya, saya lebih mudah menguasai dunia
kepenulisan yang kebetulan saya juga banyak teman-teman yang suka menulis, jadi
mudah mendapat ilmunya. Walaupun saya tahu, EYD saya dalam menulis masih sangat
berantakkan.
Saya berharap dengan menjadi penulis, yang nantinya karya
nya akan dibaca banyak orang mampu membuat orangtua saya bangga. Dan setidaknya
ada satu kebaikan yang saya berikan kepada mereka.
Bagi saya, berbuat baik dan patuh kepada semua nasehat
orangtua belumlah cukup membuat mereka bahagia. Harus ada satu hal membanggakan
yang membuat mereka merasa tidak sia-sia membesarkan kita, mendidik kita, dan menyekolahkan kita di sekolah
formal sampai kita menjadi seperti sekarang ini. Walaupun permintaan mereka
sederhana saja, “Sekolah yang benar agar ilmunya bermanfaat untuk orang lain,”
tentu saja kita harus memberikan yang lebih. Dan di sini, menjadi penulis
adalah keharusan bagi saya.
Selain motivasi untuk membahagiakan orangtua saya melalui
menulis, saya juga ingin berbagi dengan cara menulis. Berbagi dalam segala hal,
cerita, pengalaman, dan pengetahuan. Karena menurut saya, terkadang pengalaman
terbaik kita yang tidak dialami orang lain, mampu merubah hidup orang lain jika
pengalaman itu kita tuliskan.
Menjadi seorang penulis juga merupakan cita-cita saya dari
SD. Entahlah, mungkin karena saya suka menuliskan cerita-cerita yang saya alami
setiap harinya dalam buku harian. Dan
menurut saya, inilah saatnya saya wujudkan cita-cita saya itu. Saya harus
mewujudkannya. Saya harus jadi seorang penulis.Tetapi tetap saja, sampai saat ini, hal yang mendorong saya
harus menjadi penulis adalah kebahagiaan orang tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar