body { margin:0; font-family:Droid Serif; background:#fafafa; line-height:1.5; cursor:default; } section { box-shadow:0 2px 5px rgba(0,0,0,0.2); background:#fff; width:60%; margin:100px auto; padding:50px; } blockquote { text-align:center; font-size:20px; border-top:1px solid #ccc; border-bottom:1px solid #ccc; position:relative; quotes: "\201C""\201D""\2018""\2019"; } blockquote:after { color:#ccc; font-family:Source Sans Pro; content: open-quote; font-size:80px; position:absolute; left:50%; bottom:calc(100% - 20px); background:#fff; height:55px; width: 55px; line-height:normal; text-align:center; transform:translateX(-50%); } blockquote p { padding:20px; }

Sabtu, 19 Januari 2019

Letter to Mira (10)

Mir, Mir, Mira!
Coba pikirkan, hati wanita mana sih di dunia ini yang tidak sakit ketika kekasihnya menyinggung-nyinggung masa lalunya. Hati wanita mana? Wkwkwk

Kau tau kan, 5 hari lalu, aku mengalami hari yang berat beudz~ 
Kupikir memang salahku, aku terlalu mengekang hidupnya, barangkali begitu. 
Sampai kita bersepakat untuk saling memperbaiki.
Dan aku, aku akan belajar menjadi lebih tenang lagi. Bukan untuk dirinya kok, Mir. Tapi, buat diriku, buat orang-orang sekitarku. Kan aku suka ketenangan, dimana adilnya kalau aku sendiri grasa-grusu?

Mungkin, ke depannya, aku akan melihat lebih banyak kata-kata yang menyesakkan dada, atau membuatku menangis dalam kesendirian. Biarin deh ya. Tidak ada cara yang instan untuk mencapai sesuatu yang baik. Lika-liku-luka akan menjadi cerita asik di masa depan.


Medan, 19 Januari 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar