Judul Buku : Ibuk,
Penulis : Iwan Setyawan
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Pertama, Juni 2012
Halaman : 293 Halaman
ISBN : 978-602-03-2998-7
Novel National Best Seller karya Iwan Setyawan ini sangat patut untuk diapresiasi. Iwan memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana seorang Ibuk, merawat dan mendidik anak-anaknya sampai berhasil mencapai kesuksesan.
Iwan berhasil membuat saya menangis saat membaca bagian akhir cerita. Sebab, dari awal bab, saya sudah dibawa masuk ke dalam kehidupan Ibuk. Berpetualang. Mengikuti Ibuk ke kamar, ke dapur, ke sekolah, juga ke hutan. Dimana hutan itu adalah tempat Bayek -anak laki-laki Ibuk- bersumpah untuk mengangkat derajat kedua orangtuanya dan mengganti tangis ibunya dengan rasa bahagia.
Di pertengahan cerita, saat Bayek mulai menapaki kehidupannya yang lebih baik, saya dibawa pergi dari kampung, meninggalkan Ibuk, mengikuti Bayek ke New York.
Saya menjadi paham bagaimana rasanya merantau demi membahagiakan keluarga. Dalam novel ini, sosok Ibuk benar-benar telah mengajarkan banyak hal pada pembaca: perjuangan, kasih sayang, kesetiaan, cinta terhadap keluarga.
Novel ini bisa dibaca oleh semua kalangan. Penulis memberikan kata-kata yang mudah dipahami maksudnya. Saya sangat merekomendasikan buku ini sebagai salah satu buku yang wajib dibaca. Khusunya, bagi anak-anak perantau.
Sama seperti buku pada umumnya, terdapat beberapa kutipan yang bisa menjadi motivasi bagi para pembaca untuk lebih memaknai hidup dan bertahan dalam situasi sulit. Salah satunya,
"Hidup memang menantang. Hidup kadang melempar. Tapi hidup terlalu megah untuk diakhiri oleh diri sendiri. Bukankah keindahan hidup seringkali ditemukan dalam pilu?"
Iwan berhasil membuat saya menangis saat membaca bagian akhir cerita. Sebab, dari awal bab, saya sudah dibawa masuk ke dalam kehidupan Ibuk. Berpetualang. Mengikuti Ibuk ke kamar, ke dapur, ke sekolah, juga ke hutan. Dimana hutan itu adalah tempat Bayek -anak laki-laki Ibuk- bersumpah untuk mengangkat derajat kedua orangtuanya dan mengganti tangis ibunya dengan rasa bahagia.
Di pertengahan cerita, saat Bayek mulai menapaki kehidupannya yang lebih baik, saya dibawa pergi dari kampung, meninggalkan Ibuk, mengikuti Bayek ke New York.
Saya menjadi paham bagaimana rasanya merantau demi membahagiakan keluarga. Dalam novel ini, sosok Ibuk benar-benar telah mengajarkan banyak hal pada pembaca: perjuangan, kasih sayang, kesetiaan, cinta terhadap keluarga.
Novel ini bisa dibaca oleh semua kalangan. Penulis memberikan kata-kata yang mudah dipahami maksudnya. Saya sangat merekomendasikan buku ini sebagai salah satu buku yang wajib dibaca. Khusunya, bagi anak-anak perantau.
Sama seperti buku pada umumnya, terdapat beberapa kutipan yang bisa menjadi motivasi bagi para pembaca untuk lebih memaknai hidup dan bertahan dalam situasi sulit. Salah satunya,
"Hidup memang menantang. Hidup kadang melempar. Tapi hidup terlalu megah untuk diakhiri oleh diri sendiri. Bukankah keindahan hidup seringkali ditemukan dalam pilu?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar