Jumat, 11 Oktober 2019
C E R P E N 2
Temen-temen pasti tau kan situs Cerpenmu.com? Nah, aku pernah juga tuh ngirim tulisan ke situ. Nggak nyangka aja ke-up waktu itu. Yah, namanya juga baru belajar nulis, eh, udah lolos seleksi, kan kaget. Hihihi. Ini dia. :p Kalau enggak salah ini pas aku masih SMA. Pokonya udah lama banget deh.
KAMBING
“Bu, tahun ini kita berkurban tidak?"
“Sepertinya tidak, Nak, kau tahu
kan, bapakmu sekarang sudah sakit-sakitan, terlebih lagi kita sangat
membutuhkan uang untuk biaya kuliah kakakmu yang hampir selesai.”
Tahun ini Pak Dermawan tidak berkurban seperti tahun-tahun sebelumnya, ia
hanya terbaring lemas dan tak mampu lagi menafkahi keluarganya. Namun hal itu
tidak membuat benci istri dan anaknya kepadanya. Mereka menganggap semua ini
takdir dari Allah. Pak Dermawan dikenal sebagai pria yang baik dan bertanggung
jawab atas anak dan istrinya. Tapi entah kenapa tiba-tiba Pak Dermawan
terserang penyakit aneh dan lebih
anehnya lagi penyakit itu tidak bisa didiagnosa oleh dokter. Tetapi hal itu
tidak membuat Pak Dermawan sedih dan putus asa. Karena Ia memiliki istri soleha
dan senantiasa mendampinginya. Serta kedua anaknya, Rian, yang telah duduk di
bangku perkuliahan dan Riko, yang masih duduk di bangku SMA. Mereka saling
menyayangi dan tidak pernah serta tidak ingin membuat kecewa sang Ayah dan
Bunda.
“Assalamu'alaikum, Bu. Ibu,” terdengar suara ketukan
pintu dari luar rumah.
“Ibu, Riko, Assalamu'alaikum.”
“Wa’alaikumsalam,” sahut Ibu Hesty dari dalam kamar.
Ternyata suara itu adalah suara
Rian yang baru saja pulang dari kampusnya.
“Ibu,” Rian tersenyum pada Ibunya dan langsung menyalim tangannya.
“Baru pulang, Nak ? Ayo masuk, Ibu sudah siapin makan siang. “
“Makasih ya, Bu, Oh iya keadaan bapak gimana, Bu? Masih sakit ? “
“Iya, Nak, masih belum ada perubahan” Jawab Bu Hesty sedih
“Kita harus sabar ya Bu , kita serahkan semuanya kepada Allah” Ucap
Rian menenangkan Ibunya.
“Hemm, sebentar lagi Idul Adha ya Nak ?” tanya Bu Hesty
“Iya Bu, kenapa ? Kita tahun ini tidak berqurban kan Bu ? Riko udah
cerita sama Rian”
“ Sepertinya begitu Nak, keadaan ekonomi kita tahun ini memang sulit”
“ Rian akan usahain Bu, agar bisa mengurangi beban Ibu sama Bapak, Rian
akan cari kerja, Bu “ jelas Rian meyakinkan.
“Jangan, Nak, Ibu sama Bapak tidak mau melihat anak-anak Ibu sama Bapak
terganggu sekolahnya," pinta Bu Hesty
"Iya Nak, kamu belajar saja yang bagus, ya," sambung Pak Dermawan
dengan suara lemas dari dalam kamar.
Sontak Rian yang mendengar suara Ayahnya itu langsung menghampirinya dan
berkata,
“Sudah Pak, bapak istirahat saja, bapak harus sembuh, agar kita bisa berkumpul
dan sholat berjama’ah lagi."
“ Terima kasih ya, Nak, kamu anak yang berbakti."
“Hemm. Sama-sama, Pak."
Pagi harinya Bu Hesty menceritakan kepada anak-anaknya dan suaminya
tentang mimpi yang ia alami .
“Emang ibu mimpi apa ?“ Tanya Riko
“Ibu mimpi kalau Kita bisa berkurban, Nak, tapi mana mungkin ya, Nak," ucap Bu Hesty dengan senyum kecut.
“Ya sudah, Bu, kita berdoa saja kepada Allah, semoga deberikan jalan
oleh-Nya, ya kan, Pak?“ tanya Rian pada ayahnya.
Pak Dermawan tersenyum dan mengedipkan matanya, pertanda setuju dengan
saran Rian.
“ Iya, Nak, semoga saja,“ timpal Bu Hesty
Di tengah malam tepatnya pukul 00.13, terdengar suara aneh dari depan
pintu rumah. Hal itu terdengar oleh Rio, lalu Ia membangunkan kakaknya, Rian.
“Kak, bangun, Kak," sambil mengguncang-guncang tubuh Rian dan tanpa
menunggu lama Rian langsung terbangun.
“ Ada apa, Dek? Masih malam loh, Dek “
“ Kak, dengar deh kayak ada suara di depan rumah kita!"
“ Ah, loe mimpi kali, udah tidur besok sekolah!"
Rian tidak
mempedulikan adiknya itu dan Riko pun mengabaikan suara itu, lalu melanjutkan
tidurnya.
Di pagi harinya ketika Riko ingin berangkat sekolah dan saat membuka
pintu rumah, betapa kagetnya ia melihat 5 ekor kambing berada tepat di depan
pintu rumah mereka. Ia teriak memanggil ibu dan kakaknya .
“ Ibu, Kak Rian!"
“ Ada apa, Nak? Kenapa teriak-teriak? Bapak kamu masih sakit, Nak, dia
butuh istirahat."
“ Ke sini sebentar, Bu."
Bu Hesty langsung menghampiri
anaknya itu, begitu juga dengan Rian.
“Masya Allah, ini kambing-kambing siapa, Nak?" tanya Bu Hesty bercampur kaget
dengan apa yang dilihatnya.
“ Ya Allah, ini kambing-kambing siapa, Dek?" tanya Rian yang juga kaget
dengan apa yang ia lihat.
“ Riko gak tahu, Bu, eh, Kak, apa tuh?" sambil menunjuk ke sebuah kertas yang
ada di lantai dekat dengan kambing-kambing itu.
Langsung saja Rian mengambil kertas itu dan membacanya, Isi surat itu
“Ambillah kambing-kambing ini untuk
Qurbanmu tahun ini. -Hamba Allah-“
Isi surat itu begitu singkat namun mereka yakin ini semua Jalan dari
Allah,ini rezeki dari Allah, mimpi Bu Hesty terjawab sudah, dan suara aneh itu
ternyata suara kambing-kambing yang ada sejak tengah malam itu. Kini keluarga
Pak Dermawan bisa berkurban, Namun sampai saat ini, mereka tidak pernah tau
siapa yang telah mengirim kambing-kambing itu.
Gimana? Absurd kan? Wkwkwk
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Nggak juga, bagus ceritanya.
BalasHapus