body { margin:0; font-family:Droid Serif; background:#fafafa; line-height:1.5; cursor:default; } section { box-shadow:0 2px 5px rgba(0,0,0,0.2); background:#fff; width:60%; margin:100px auto; padding:50px; } blockquote { text-align:center; font-size:20px; border-top:1px solid #ccc; border-bottom:1px solid #ccc; position:relative; quotes: "\201C""\201D""\2018""\2019"; } blockquote:after { color:#ccc; font-family:Source Sans Pro; content: open-quote; font-size:80px; position:absolute; left:50%; bottom:calc(100% - 20px); background:#fff; height:55px; width: 55px; line-height:normal; text-align:center; transform:translateX(-50%); } blockquote p { padding:20px; }

Sabtu, 19 Oktober 2019

Sudah, Jangan Pergi Lagi

Berkisah burung-burung itu

tentang para penembak jitu

atau anak-anak nakal

yang merusak rumah-rumah mereka

salah satu dari burung itu menangis

rintihannya didengar seluruh alam

"Betapa kasihannya," bisik pohon tinggi itu


Burung itu terbang sendirian

mencoba mencari tempat yang baru

tapi ke situ juga pikirannya

rumah lamanya yang penuh suka

sebab di sana ia percaya akan cinta

juga kejujuran dan rasa sayang


"Jangan pergi," 

demikian kekasihnya memohon

rumah akan kembali baik

cinta akan kembali tumbuh

dan tawa akan hadir lagi

hanya perlu membenahi


Tapi ia begitu keras

begitu mudah marah dan menangis

mengutuki banyak hal

atas sesuatu yang belum ia terima

entah harus apa kini


Medan 19 Oktober 2019

3 komentar: